Perspektif Sosiokultural Aksi Nyata Topik 5
1.
Apa yang Anda
pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran ?
Sebelum memulai proses
pembelajaran, saya awalnya mengira bahwa topik ini akan memperdalam teori
Vygotsky dan membahas lebih lanjut tentang scaffolding dalam ZPD. Saya akan
berusaha menerapkan pembelajaran dari topik ini untuk memenuhi tanggung jawab
saya sebagai guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah
nanti.
2.
Apa yang Anda
pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik ini ?
Dalam mengeksplorasi konsep ini, saya mempelajari
Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang diterapkan sebagai
Scaffolding dalam ZPD yang dapat membantu saya menjalankan peran sebagai
pendidik dengan lebih baik.
Kegiatan Belajar Membangun Dasar Orientasi Untuk Tindakan
di Masa Depan
Aktivitas belajar adalah kegiatan mandiri siswa yang
membangun Orientasi Berbasis Aktivitas (OBA) secara menyeluruh dalam praktik
budaya yang dipilih secara tradisional untuk sekolah generasi baru, seperti
matematika, seni, bahasa, ilmu alam, dan sebagainya. Tantangan bagi para
pendidik adalah membangun aktivitas seperti ini, mengingat sebagian besar siswa
yang baru memasuki sekolah cenderung hanya fokus pada tindakan langsung tanpa
mempertimbangkan orientasi masa depan.
Aktivitas Belajar: Visi Baru Tentang Tugas Perkembangan
Yang Sesuai Dengan Usia
Pendidikan dan pengembangan dirancang dan dibentuk, tidak
terjadi secara alami. Dalam perspektif Vygotskian, tingkat pencapaian potensial
yang dapat dicapai dengan bantuan mitra yang lebih berpengetahuan, seperti
guru, sering dikaitkan dengan konsep zona perkembangan proksimal. Konsep ini
diadaptasi dalam teori aktivitas belajar.
Aktivitas Belajar: Visi Baru Tentang Zona Perkembangan
Proksimal
Zona perkembangan proksimal (ZPD) sering didefinisikan
sebagai rentang potensi belajar individu. Kemampuan potensial ini melampaui
kemampuan aktual individu, dengan belajar yang difasilitasi oleh seseorang yang
lebih ahli (Wertsch, 1991). Dengan bantuan dari pasangan yang berpengetahuan,
seorang anak dapat berprestasi pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan saat
bertindak tanpa bantuan.
Kegiatan Belajar Sebagai Perancah Untuk Pengembangan
Kemampuan Reflektif
Kegiatan belajar dengan sengaja dan sistematis
mengembangkan refleksi sebagai kemampuan untuk membedakan antara yang diketahui
dan yang tidak diketahui. Ketika seseorang berhipotesis tentang hal yang tidak
diketahui, dia dapat mempertimbangkan tindakannya sendiri dan tindakan
pasangannya. Kemampuan untuk menyelidiki yang tidak diketahui dan meminta
informasi yang diperlukan, kebiasaan mengkritik pendapat dan tindakan diri
sendiri dan orang lain, menolak untuk menerima bukti yang tidak berdasar, serta
kecenderungan mencari bukti dan sudut pandang yang beragam, adalah manifestasi
perilaku dari pengembangan kemampuan reflektif pada anak sekolah dasar.
3.
Apa yang Anda
pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi ?
Di ruang kolaborasi, kami
berdiskusi dengan rekan-rekan mengenai pandangan tentang strategi, metode, dan
teknik yang tepat untuk penerapan ZPD. Guru perlu menerapkan scaffolding dengan
tujuan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Ruang kolaborasi ini juga
membahas kesiapan saya sebagai guru yang memahami perspektif sosiokultural.
Guru perlu memiliki kesiapan untuk merancang pembelajaran yang beragam dan
keterbukaan untuk terus belajar dan berkembang.
4.
Apa hal penting
yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama
kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri) ?
Dalam demonstrasi kontekstual,
saya bersama rekan kelompok memperhatikan presentasi dari kelompok lain. Poin
penting dari materi yang disampaikan adalah pentingnya pemahaman sosiokultural
dalam pembelajaran siswa. Penting bagi saya untuk menghargai orang yang sedang
berbicara. Presentasi tersebut memberikan berbagai pandangan mengenai ZPD dari
teman-teman, sehingga saya mendapatkan wawasan baru untuk penerapan ZPD. Dari
diri saya sendiri, saya bertekad untuk menjadi guru yang memperhatikan
scaffolding pada ZPD peserta didik, agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
5.
Sejauh ini, apa
yang sudah Anda pahami tentang topik ini ?
Pemahaman saya tentang topik 5
ini adalah bahwa scaffolding dan ZPD memungkinkan guru menyesuaikan instruksi
dengan kebutuhan individu peserta didik, memastikan setiap peserta didik
mendapatkan bimbingan yang sesuai dengan tingkat kesiapan dan kemampuan awal
mereka. Pendekatan ini mendorong pembelajaran aktif, memungkinkan peserta didik
mengembangkan keterampilan dan pemahaman secara bertahap, sambil membangun rasa
percaya diri dan kemandirian dalam proses belajar.
Apa hal baru yang Anda pahami
atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai ?
Sebelumnya, saya hanya memahami
ZPD sebagai perkembangan kognitif peserta didik. ZPD mengacu pada rentang
antara apa yang dapat dicapai peserta didik sendiri dan apa yang dapat mereka
capai dengan bimbingan atau dukungan. Setelah itu, peserta didik tetap
memerlukan bimbingan lebih lanjut dari seseorang yang lebih kompeten (seperti
guru atau teman sejawat). Bantuan tersebut dikenal sebagai pendekatan
scaffolding.
Apa yang ingin Anda pelajari
lebih lanjut ?
Saya ingin mempelajari lebih
lanjut cara memberikan bantuan kepada peserta didik tanpa menyimpang dari
kebutuhan mereka. Saya juga ingin memahami kebutuhan peserta didik dengan
metode yang mudah diterapkan oleh pendidik.
6.
Apa yang Anda
pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun
dengan mata kuliah lain ?
Kaitannya dengan Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan
Politik dalam Pendidikan
Setiap anak berasal dari latar belakang yang berbeda dan
memiliki kebiasaan baik dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan moral. Dalam
Scaffolding pada ZPD, penerapan strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Hal ini
memungkinkan peserta didik beradaptasi dengan berbagai situasi belajar dan
menghasilkan perubahan positif dalam pengalaman belajar mereka.
Kaitannya dengan Pembelajaran ZPD
Penerapan strategi, pendekatan, metode, dan teknik dalam
pembelajaran adalah elemen penting dalam memberikan bantuan kepada peserta
didik dalam ZPD. Ini memudahkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dalam bentuk materi
pembelajaran. Dengan demikian, guru atau pendidik harus mampu menerapkan
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang merangsang kemampuan
peserta didik untuk mencari jawaban sendiri, baik secara mandiri maupun dalam kelompok.
Kaitannya dengan Pemahaman dan Pembelajaran Peserta Didik
Scaffolding pada ZPD diberikan kepada peserta didik
melalui pembelajaran yang bermakna, jika strategi, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik anak. Hal ini memungkinkan guru untuk mengakomodasi minat,
potensi, dan gaya belajar (audio, visual, dan kinestetik) yang dimiliki peserta
didik. Selain itu, guru atau pendidik dapat menyediakan berbagai strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif,
efisien, dan bermakna.
Kaitannya dengan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen Peserta
Didik
Scaffolding pada ZPD membantu anak membangun pola pikir
dari tahap rendah ke tahap tinggi. Ini memungkinkan guru menerapkan strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang membantu peserta didik
mencapai pemahaman sebagai hasil belajar dalam UbD (Understanding by Design).
Peserta didik yang memiliki pengetahuan diri dapat menunjukkan metakognitif,
memahami gaya pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan berpikir dalam
merekonstruksi konsep untuk membentuk pemahaman mereka sendiri dalam menjelaskan,
menafsirkan, menerapkan, memiliki interpretasi, empati, dan kesadaran diri.
Kaitannya dengan Filosofi Pendidikan Indonesia
Keterkaitan dengan mata kuliah ini ada pada topik 2, di
mana KHD menyatakan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
berpihak pada peserta didik. Scaffolding dapat meningkatkan pemahaman sesuai
dengan ZPD peserta didik, dengan memberikan bantuan yang memungkinkan mereka
mengerjakan tugas serupa sendiri tanpa bantuan.
Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai
guru ?
Manfaat utamanya adalah kemampuan untuk memberikan
bantuan atau dukungan yang sesuai dengan tingkat kesulitan yang dihadapi
peserta didik. Dengan menyajikan tugas atau materi pembelajaran yang berada
dalam ZPD, guru dapat menciptakan tantangan yang memotivasi tanpa membuat
peserta didik bingung atau terlalu frustrasi. Guru juga dapat memberikan
bantuan yang optimal kepada peserta didik.
7.
Bagaimana Anda
menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya ?
Kesiapan saya untuk menjadi guru
berada di skala 8. Saya masih perlu belajar untuk memahami kebutuhan peserta
didik. Saya juga perlu mempelajari cara memberikan bantuan yang membuat siswa
belajar dengan menyenangkan dan mencapai tujuan pembelajaran.
Apa yang perlu Anda persiapkan
lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal ?
Persiapan yang saya lakukan
melibatkan perencanaan matang mengenai materi pembelajaran dan cara
penyampaiannya. Guru perlu memilih atau merancang materi yang sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat kesulitan ZPD peserta didik. Saya harus sepenuhnya
memahami karakteristik dan tingkat kemampuan siswa dalam konteks spesifik
pembelajaran yang akan dijalankan. Analisis ini mencakup pemahaman mendalam
terhadap Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) peserta didik, sehingga guru dapat
merancang pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Komentar
Posting Komentar